374 research outputs found

    The philosophical Background Of Karang Hasti Ornament Found On The Foundation Of Balinese Hindu Sacred Buildings

    Get PDF
    Karang hasti or karang gajah is one of ornaments on Balinese Hindu shrine’s foundation. This ornament adopts the basic form of elephant head which is clearly represented with the shapes of trunk, ivory, and wide ears. In Bali, this ornament is made of natural stones, artificial stones, red bricks, mixed sand, and printed concrete. This article is aimetd to (a) identify the variants of karang hasti ornaments and (b) find out the philosophical background of karang hasti ornament on the foundation of shrines. The analysis method is hermeneutic with some approaches on morphological point of view, the characteristic of the real animal in nature, cosmology, mythology, and comparison with other shrines outside Bali. The essential finding obtained that karang hasti is a kind ornament with the shape of elephant head having a strong relation with the concept of asta dig-gaj

    Perwujudan konsep kerajaan surga pada pusat kota kerajaan di Bali

    Get PDF
    Penelitian ini menjabarkan tentang gambaran wujud penerapan konsep kerajaan surga pada pusat-pusat kota kerajaan di Bali. Kajian ini menerapkan paradigma penelitian rasionalistik yang menempatkan konsepsi ilustratif tata pemerintahan Kerajaan Surga sebagai suatu konsep utama yang menjadi panduan untuk mencermati tata ruang ibukota-ibukota kerajaan di Bali. Objek kajian penelitian adalah beberapa pusat kota kerajaan di Bali yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kajian difokuskan pada beberapa aspek kota kerajaan, seperti wujud dan tata letak elemen-elemen arsitektural utama kota, kedudukan raja, konsep pura kerajaan, dan tata ruang wilayah kerajaan secara makro. Data dikumpulkan dengan dua cara utama, yaitu studi kepustakaan dan observasi lapangan. Hasil temuan menunjukkan bahwa pada dasarnya tata ruang pusat kota kerajaan di Bali merupakan representasi dari gambaran imajiner tata ruang dan tata pemerintahan kerajaan surga yang dikenal dalam pandangan Hindu. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa bukti kesetaraan antara keduanya, seperti sumbu pusat wilayah kerajaan di pusat kota, kesetaraan konseptual sosok raja penguasa wilayah dengan Dewa Indra sebagai raja surga, dan relasi yang sinergis puri kediaman raja dengan eksistensi pura kerajaan yang dibangun di dekatnya

    PERUBAHAN SISTEM WARNA MENJADI WANGSA, LABELING KASTA PADA MASYARAKAT BALI

    Get PDF
    At least there are some ties that make Balinese people's lives strongly bound, such as the "Color" system, which later developed into "Wangsa", which apparently cannot be separated from "Soroh", a kind of grouping of people based on blood relations by following the "Purusa" lineage vertically. In subsequent developments, the existence of "Color, House, and Soroh" is often identified, even explicitly mentioned as a form of "Casta", moreover it is also equipped with the appendages of "titles/titles" for each along with a hierarchical structure that is so well known and recognized. accepted as it is in the midst of Balinese society who incidentally is Hindu. This change in the Color system to Wangsa then became a kind of labeling the existence of a caste system in Balinese society

    DEGRADASI ETIKA BUSANA SEMBAHYANG UMAT HINDU

    Get PDF
    Reflecting on the Balinese civilization in the past, it turns out that it is known, not because of the absence of no rma or past society ethics , which made most Balinese (Hindus)  not wear complete clothes (especially without clothes), but simply because of the level of civilization at that time. such is the situation. The situation at that time was much influenced by the difficult economic situation , thus making the conditions of the Balinese people difficult . For example, the problem of food (welfare) is still very concerning.   Especially for   business clothing (clothes) looks all round economical, especially because of the limitations of k Capacity of . Do not be surprised if later on average apparel/ clothing is worn, both of men and woman. But when progress in various fields, especially the economy is getting better, new problems arise, not located in the completeness of fashion, but rather the occurrence of the phenomenon of ethical degradation of dress, especially when the people carrying out the event praying

    DEGRADASI ETIKA BUSANA SEMBAHYANG UMAT HINDU DI PURA AGUNG JAGATNATHA DENPASAR

    Get PDF
    Secara evolutif, apapun yang menyangkut diri manusia sejak jaman prehistoris (purba) sampai posmodern selalu bergerak dinamis mengikuti kecenderungan perubahan. Oleh karena itu diperlukan pandangan yang lebih lunak mengenai kemajuan manusia sejak jaman purba, bila ingin mempunyai pengertian tentang diri manusia. Mempelajari manusia, sebenarnya adalah mempelajari diri kita sendiri dalam berbagai bentuknya, mulai dari yang primitif, sederhana hingga modern atau postmodern. Semua perkembangan itu menggambarkan betapa perubahan dari bentuk satu ke bentuk lain, cenderung bergerak ke arah yang semakin bebas. Termasuk bebas dalam arti lepas dari aturan norma dalam berbusana sembahyang, yang pada akhirnya bermuara pada terjadinya degradasi etika. Hal ini berkaitan dengan bahwa secara biologis tubuh manusia adalah konstruk fisikal-material yang meliputi bermacam organ dengan berbagai jenis dan fungsinya yang kemudian menjadi satu kesatuan membentuk keutuhan anatomis manusia. Ketika tubuh biologis atau anatomis manusia hendak ditampilkan dalam kerangka relasi atau interaksi sosial, maka muncullah apa yang dinamakan sebagai “penampilan fisik”. Tubuh fisikal yang didesain sedemikian rupadengan unsur-unsur material yang artifisial sesuai dengan perkembangan tren mode, dengan kecenderungan menyimpang dari tuntunan etika Hindu

    Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Menstruasi dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas IV dan V Sdi Darul Hikmah Krian Sidoarjo

    Get PDF
    Background: Menarche merupakan menstruasi pertama kali pada masa awal remaja. Dimasyarakat, masalah menstruasi masih dianggap tabu untuk dibicarakan, sehingga remaja awal kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang Perubahan fisik dan psikologis terkait menarche. Biasanya remaja putri mengalami kegelisahan, adanya rasa takut, kerisauan dan kecemasan ketika menghadapi menarche.Purpose: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche.Method: Desain penelitian ini adalah Analitik dengan metode Cross Sectional, populasi sebanyak 41 siswi kelas IV dan V yang belum dan sudah menstruasi di SDN Sadar Tengah Mojoanyar Sampel sebanyak 38 siswi dengan teknik purposive sampling. Data diambil dari 2 variabel yang ada, yaitu pengetahuan remaja tentang menstruasi, dan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche, dengan menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis menggunakan uji statistic spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α<0,05.Results: Dari hasil penelitian diperoleh data paling banyak responden bepengetahuan baik mengalami cemas ringan yaitu 17 siswi (44,73%), berpengetahuan cukup mengalami cemas sedang sebanyak 8 siswi (18,42%), dan yang berpengetahuan kurang mengalami cemas ringan sebanyak 3 siswi (7.89%). Berdasarkan analisa data diketahui ρ=0,009 nilai signifikansi α=0,05 yang artinya H1 diterima ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.Conclusion: Melihat hasil penelitian bahwa, semakin baik pengetahuannya maka semakin rendah tingkat kecemasannya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor di antaranya pengetahuan, umur, perkembangan kepribadian. Hal ini perlu adanya informasi dan konseling tentang menarche untuk meminimalkan kecemasan

    Hubungan Pengetahuan Primigravida Tentang Hipertensi Kehamilan dengan Kepatuhan Melakukan Anc di BPS Hj. Siti Fatimah, Amd.keb Krian-sidoarjo

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengetahuan primigravida tentang hipertensi kehamilan dengan kepatuhan melakukan ANC di BPS Hj. Siti Fatimah, Amd. Keb Krian Sidoarjo. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling-concecutive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 28 responden yaitu pada ibu primigravida yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Hj.Siti Fatimah, Amd.Keb di Desa Terungkulon Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo yang pada bulan Juni – Juli 2015. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Setelah di tabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Spearman\u27s Rho. Hasil penelitian menunjukkan setengahnya pengetahuan yang dimiliki primigravida tentang hipertensi kehamilan adalah pada kategori kurang yaitu 14 responden (50%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan yang baik yaitu 4 responden (14,29%). Sedangkan kepatuhan primigravida dalam melakukan ANC sebagian besar tidak teratur yaitu 18 responden (64,29%) dan hampir setengahnya teratur dalam melakukan ANC yaitu 10 responden (35,71%). Dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan primigravida dengan kepatuhan dalam melakukan ANC dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,548 dengan tingkat signifikan 0,003 ( < 0,05)

    Kualitas Pelayanan Publik di Desa Potanga Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo

    Full text link
    This research used a qualitative method through natulastic approach as the part of the government research, with the aim to determine the public services quality also obstacles in improving of public services effort quality in village of Potanga sub-district of Boliyohuto. Source of research data enable two data sources are sources of primary data and source secondary data. Based on the research result can be described; (1) Effort to improve public services in village of Potanga can be identified as follow; a) to improve the principle of public services; b) the principle of public services; and c) to improve public service standarts. (2) Efforts to improve the public services in village of Potanga can be caterogized as good and in accordance with the public service policies, laws, public service, and the role, duties and responsibilities of the village government to the public service. (3) Obstackle in improving of the public services effort quality in villafe of Potanga, that is internal resistance in the form of problem officer/staff both the term of quantity nor in term of the quality of human resources. (4) External obstacles sourced from the society reason of physical and phycological and environmental. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan naturalistik sebagai bagaian dari penelitian pemerintahan, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik serta hambatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik didesa Potanga Kecmatan Boliyohuto. Sumber data penelitian memfungsikan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan; (1) Upaya peningkatan pelayanan publik didesa Potanga dapat diidentifikasi sebagai berikut; a) peningkatan azas layanan publik; b) prinsip layanan publik; dan c) peningkatan standar layanan publik. (2) Upaya peningkatan pelayanan publik didesa Potanga dapat dikategorikan baik dan telah sesuai dengan kebijakan pelayanan publik, undang-undang pelayanan publik, serta peran, tugas dan tanggung jawab pemerintah desa terhadap pelayanan publik. (3) Hambatan upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di desa Potanga, yaitu hambatan internal berupa masalah aparat/staf baik dari segi kuantitas maupun dalam hal kualitas sumber daya manusia (4) Hambatan eksternal bersumber dari masyarakat karena alasan fisik dan psikis dan lingkunga
    corecore